Friday, June 5, 2015

FBI Sulit Tembus Komunikasi ISIS

Tags

Meski dilengkapi perlengkapan super canggih, FBI tak mampu menembus jalur komunikasi yang terenkripsi milik ISIS. Mereka pun mendesak sejumlah perusahaan teknologi raksasa untuk memberikan bantuan, agar mereka bisa memonitor jalur komunikasi tersebut.

Dikutip dari laman Security Affairs,Michael Steinbach, Assistant Director Counter-terroris Division FBI mengakui pihaknya belum mampu mengawasi jalur komunikasi milik ISIS. 

Akibat ketidakberhasilan ini, para penegak hukum gagal mengetahui segala pesan rahasia yang lalu lalang di jalur komunikasi tersebut. Padahal, jalur tersebut biasa digunakan oleh ISIS untuk propaganda dan merekrut militan baru.


"Di beberapa kasus kami kerap mengalami kebuntuan. Kali ini pun begitu, kami belum menghadapi kebuntuan dalam menembus enkripsi komunikasi ISIS," kata Steinbach.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri Senat AS, Michael McCaul mengatakan ketidakmampuan FBI ini menjadi ancaman yang luar biasa untuk negaranya. Ia pun akan mendesak kongres untuk menyediakan instrumen penyelidikan baru kepada pihak berwenang.

"Saya akan meminta sebuah kebijakan untuk menyediakan mereka akses penuh agar dapat memonitor komunikasi online terenkripsi dan data yang diarsipkan dalam penyimpanan online," ujar McCaul.

Seperti diketahui, kelompok tetoris generasi baru sekarang ini tidak hanya dibekali persenjataan yang lengkap. Mereka juga punya kemampuan yang cukup mahir dalam dunia cyber.

"Mereka dapat beroperasi dari jauh menyebarkan paham radikal lewat sosial media tanpa terhalang batasan negara. Jadi mereka dapat mengajak siapapun untuk melakukan kekerasan dan penyerangan," ujar John Mulligan, Deputy Director of Nasional Counter-Terrorism Center Amerika Serikat.

Beberapa kelompok radikal seperti ISIS dan Al Qaeda, memanfaatkan Dark Web untuk jalur komunikasinya. Dark Web memang diakui cukup sulit dimonitor badan intelejen.

Mulanya Dark Web digunakan sebagai pasar gelap bagi siapapun untuk membeli barang ilegal. Oleh para kelompok radikal tersebut, Dark Web digunakan untuk menyebar foto ataupun video propaganda.

Artikel Terkait